Jadi postingan kali ini ga lebih dari semacam keluhan, curhat, pelampiasan dari rindu yang terpendam, sama blogku yang manis ini. Aneh juga rasanya meninggalkan blog ini selama berminggu-minggu dengan alasan yang simpel, "sibuk kerja".
Jangankan untuk posting di kamu, Yank...buat tidur aja kurang. Jam enam pagi harus nyampe kantor, ngerjain pekerjaan yang mau deadline, jam tujuh langsung berangkat diklat, pulang jam lima sore, sedihnya selama diklat ga ada waktu buat online, blog terlantar, FB pun jadi jamuran.Mau online malam-malam, malah ada tugas diklat yang harus dikumpulin besok paginya, kerjain tugas sampe jam 10 dan mata pun lelah.
Pas lagi begini muncul deh rasa syukur yang enggak-enggak. Andai punya lebih banyak waktu. Andai pagi ga segera menjelang, andai punya 50 jam dalam sehari!
Diri ini baru tersadar, bahwa waktulah yang sebenarnya diinginkan manusia. Waktulah esensi dari kehidupan itu. Waktulah harta yang paling diincar! Manusia berharap punya lebih banyak waktu untuk menyelesaikan urusannya. Lebih panjang waktu untuk dihabiskan bersama keluarga dan orang yang dicintai. Bahkan mereka yang menyadari 'waktunya hampir habis' berharap Tuhan menambahkan waktu pada mereka untuk menyampaikan satu kata pada orang yang istimewa, "I Love You".
Waktu begitu berharga, bagi para blogger, waktu berarti dolar. Mereka yang mencari dolar atau sekedar rupiah dari nge-blog, pasti berharap punya sangat banyak waktu untuk online, nyari backlink, ningkatin PR, atau sekedar posting.
Tapi Tuhan hanya memberi kita jatah 24 jam dalam sehari. Jadi itulah koridor kita. Ibarat lampu lalu lintas di jalan raya, bukan bertujuan memperlambat kita, tapi justru menciptakan keteraturan. Seharusnya, tak ada gunanya mempersalahkan waktu. Toh kita tak dapat menambah ataupun mengurangi. Yang bisa kita lakukan hanya berlari bersamanya.
=Ketika menuliskan potingan ini, aku berharap punya lebih banyak waktu untuk menulis lainnya, tapi masih ada lembur tugas kantor yang harus selesai malam ini juga, oohh...waktu=