Jumat, 23 September 2011

Operasi Caesar Itu...

Pertama kalinya Bermalam di Rumah Sakit
Jumat malam tanggal 15 Juli 2011 aku, mama dan suamiku pergi ke Rumah Sakit. Sore itu pun mertuaku sudah datang ke Jogja. Rencananya nanti mertuaku tinggal dan jaga rumah sementara aku, mama dan suami menginap di Rumah Sakit.

Sebelumnya aku sudah booking kamar kelas I, dengan maksud supaya lebih nyaman karena satu kamar hanya satu pasien. Ini khan pertama kalinya aku melahirkan dan dengan operasi pula, jadi wajar dunk kalau aku mau suasana yang senyaman mungkin. Pas pagi harinya saat aku periksa, kamar kelas I di RS itu masih penuh. Ada pasien yang rencananya pulang besok. Menurut suster jaga, nanti aku akan ditempatkan di kamar lain dulu yang kosong, baru besok dipindah ke kamar yang kelas I yang telah kupesan. Okelah... Aku berharap semoga nanti sore sudah ada yang kosong.

Harapanku terkabul. Pas sorenya aku ke rumah sakit, sudah disiapkan kamar yang kupesan. Rupanya tadi suster telpon ke HP ku tapi tidak kuangkat. Jangan tanya gimana rasanya nginap di RS yaa... Seenak-enaknya kamar kelas I-nya rumah sakit, tetap saja malam itu aku ga bisa tidur. Memikirkan besok dan hal-hal lainnya. Mama dan suami selalu menyemangati dan meyakinkan aku bahwa segalanya akan berjalan lancar. Di kemudian hari aku tahu bahwa sebenarnya mereka pun cemas, terlebih mama, yang takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada bayiku karena posisinya yang sungsang.

Operasi direncanakan jam 6 pagi, sehingga jam 4 aku sudah mandi. Kupikir persiapannya pasti dimulai jam 5. Tetapi setelah aku rapi dan bersiap-siap, ternyata operasi ditunda samapi jam 7, karena ada operasi mendadak pada pasien lain. Okelah...


Ke Ruang Bersalin
Kira-kira jam 6, aku diminta bersiap menuju ruang bersalin dengan membawa pembalut dan kain jarit atau sarung. Mama dan suamiku menunggu di luar. Sementara di ruang bersalin, aku dipersiapkan untuk menjalani operasi. Apa saja persiapannya? Aku berganti baju operasi, disuntik obat penghilang sakit, dipasangi infus dan juga daerah di sekitar perutku dibersihkan dari bulu2 halusnya. Setelah siap, aku dibawa keluar ruangan dengan kursi roda menuju ruang operasi. Maunya seh ketemu sama mama dan suamiku dulu untuk minta doanya tapi ternyata ga bisa lama-lama. Hanya sambil berjalan ke ruang operasi, mama dan suamiku sempat membelai rambutku. Aku sebetulnya pengen nangis. Aku juga ada perasaan takut lho, karena ini pertama kalinya aku operasi. Ya ampun... mendengar kata itu aja udah bikin merinding. Meskipun Caesar sudah umum dilakukan, tapi tetap saja itu merupakan operasi besar. Aku hanya menggumamkan Bismillah tak henti-hentinya. Memohon kepada Tuhan yang Maha Kuat agar memberikan kekuatan dan keberanian lebih kepadaku.

Di Ruang Operasi
Di Ruang Operasi yang besar dan banyak peralatan yang bikin merinding, ditambah bau-bauan obat yang khas, dan tim operasi berpakaian serba hijau yang sibuk mondar-mandir, aku terbaring, mengumpulkan segala keberanian dan menenangkan diriku. Kubayangkan bahwa yang akan aku hadapi ini serupa spa atau facial, sesuatu yang menyenangkan. Tim mulai memeriksa denyut nadiku, mengecek infus, dan sesekali menyuntikkan obat ke infusku. Tiba juga saatnya aku diminta duduk, dan kemudian pinggulku disuntik. Salah seorang di antara mereka berkata, "Apa terasa kesemutan?" Akua jawab iya. "Lama-lama nanti akan kaku, susah digerakkan dan tidak terasa sama sekali". Bagian inilah sesungunya yang paling tidak menyenangkan. Ketika obat anestesi mulai mengalir dalam darah, rasanya pinggul ke bawah mati rasa. Seolah aku hanya punya setengah badan. Bahkan ketika dipasangi kateter, aku sudah tidak bisa merasakan apapun. 

Operasi dimulai tak lama kemudian, ketika dokter akhirnya muncul di ruang operasi dengan pakaian serba hijaunya. "Siap ya mba Anika? Kita mulai operasinya". Sekali lagi aku panjatkan doa agar segalanya berjalan baik. Selanjutnya, aku mendengar bunyi peralatan yang berdenting, dan bunyi seperti sobekan mengerikan "Wuuukk, wuuukk". Apakah itu bunyi kulit yang disayat. Hiiyyy, aku ga bisa melihatnya karena bagian pinggang ke bawah tertutup kain. 
Yang membuatku sedikit tenang adalah bahwa dokter dan timnya tetap mengobrol santai dan tidak terkesan terlalu serius. Tapi di tengah operasi, aku merasa sesak nafas sehingga dipasangi oksigen. tak lama kemudian dokter berkata, "Wah, besar juga lho mba Anika, ga kecil-kecil amat". Sebelumnya dokter memprediksi berat bayiku 2,6 kg, tetapi ternyata lebih. "Dorong itu kepalanya," dokter berkata kepada salah satu tim. Dan akhirnya, "Eaaa, Eaaa... ". Ya Tuhan, bayiku lahir. "Bayinya laki-laki, selamat yaa," kata Bu dokter. Alhamdulillah, aku pengen segera melihat bayiku, tapi bayiku langsung dibawa keluar.

Tak lama kemudian, salah seorang dari tim datang menghampiriku dan memperlihatkan bayiku, "Neh disayang dulu," katanya. Aku pun langsung mencium pipinya. "Dah disayang, jangan nangis lagi yaa," Ujar anggota tim operasi tadi pada bayiku. Dokter bersama tim operasinya masih sibuk mengurusi perutku. Sepertinya membersihkan dan menjahitnya, ntahlah. Yang pasti, aku sudah tenang sekarang. 

Beberapa saat kemudian aku mendengar suara seorang bapak yang mencegah seseorang masuk ke dalam, "Nanti dulu Pak, belum selesai". Belakangan aku tahu bahwa suamiku mencoba masuk, tetapi dicegah karena belum selesai. Dan katanya suamiku melihat sekilas perutku sedang dijahit. Hiyyy, untuk aku ga lihat.


Sudah selesai, anggota tim operasi bersama-sama membopongku pindah ke tempat tidur yang bisa didorong-dorong untuk dipindahkan ke ruangan depan dan bertemu dengan suamiku. Di ruangan depan, aku terbaring lemas. Rasanya sangat aneh tidak bisa merasakan bagian bawah tubuhku. Suamiku masuk dan langsung menciumku dan menangis. "Sayang... Aku udah lihat anak kita. Aku ga bisa nemenin kamu tadi karena dicegah sama penjaganya". "Anak kita mana?" tanyaku. "Udah dibawa ke ruang bayi, tadi aku udah liat dan udah kuadzani," jawabnya. Kami berbincang sesaat. Aku lupa apa saja yang aku bicarakan. Yang kuingat saat itu rasanya sulit untuk membuka mulut. 


Tak lama kemudian gantian mama yang masuk dan juga langsung menciumiku. Mama juga kelihatan habis menangis karena bahagia. Tak hentinya mama mengucap Alhamdulillah. Kami pun berbincang sesaat karena setelah itu aku harus pindah ke kamar. Aku pun didorong ke kamar oleh suster.


Oya, sekedar info, operasi caesar berjalan sekitar 45 menit. 15 menit persiapan, 15 menit mengangkat janin dan 15 menit untuk pembersihan dan menjahit. Hmmm... buat rekan blogger dan calon bunda, meskipun pada awalnya kita persiapan untuk melahirkan spontan, tetap saja persiapkan juga mental untuk operasi, karena kita ga pernah tahu apa yang akan terjadi khan...


Di Kamar Hari Pertama
Aku kembali ke kamar. Uft, operasi sudah selesai. Kini adalah masa penyembuhan. Kabarnya anestesi akan hilang dalam 2 jam. Tetapi kenyataannya sampai tengah malam,baru aku bisa menggerakkan kakiku lagi. Dokter berkata bahwa hari itu aku harus belajar miring kiri-kanan, besok belajar duduk dan besoknya belajar jalan, baru hari ke-empat aku bisa pulang. Okelah, aku akan berjuang untuk itu. Tapi, aku mau melihat bayiku dulu... Belum apa-apa aku udah kangen. 


Sekitar dua jam kemudian, suster datang dan membawa bayiku dalam boks bayi. Bayi mungilku begitu putih, bersih, bibirnya merah, rambutnya tipis dan halus (bagian depan botak kayak professor). Ohhh... kau begitu kecil dan tak berdaya, sayangku.... Namun izinkan aku memberimu nama yang menjadi doaku agar kelak kau tumbuh menjadi orang besar, yang bersinar bak matahari, pemberani dan pembawa rezeki, Raditya Farel Alfarizqi, Barokallah...




Ceritaku masih bersambung lho yaa... 
Rencananya akan kuberi judul "Nicka Say Yes To Asi"

4 komentar:

Blogger Banua mengatakan...

Wah.. pengalaman yang cukup menakutkan dan menegangkan,, untungnya saya laki-laki.... soalnya kalau sakit di suntik aja saya ogah hehe

siberian husky mengatakan...

selamat ya mbak..cakep bagt anaknya..salamkenal

Obat Herbal Sakit Maag mengatakan...

tkut bngt yua operasi seaser
alhmdulilah yua klo anak dan ibu selamat ea

jasa penerjemah tersumpah mengatakan...

selamat juga mba,walau telat...salam kenal n sukses selalu.thanks